Translate

Rabu, 16 Juli 2014

Rasa Yang Salah

Nama ku Mitha, Saat itu aku duduk di bangku kelas 3 SMA, di kelas 3, banyak sekali universitas yang mempromosikan diri. Dari mulai universitas negeri sampai universitas swasta. Di hari itu ada satu universitas yang mempromosikan fakultas hukum. Aku tertarik banget, bukan sama jurusannya, tapi sama cowok yang sedang mempromosikan fakultas hukum tersebut. Wajahnya terlihat tidak asing bagi ku. Seperti pernah aku mengenalnya. Aku berusaha mengingat namun tak ada sedikitpun yang bisa membuat ku ingat pada orang itu. Ya aku pikir, mungkin itu hanya perasaan ku saja.
Cowok itu tersenyum, aku mencari kemana arah dia tersenyum, ternyata kepada ku. Dia tersenyum tepat ke arah ku.
"Ada yang mau ditanyakan gak dek?" Dia menatap ku
"Saya kak?"
"Iya kamu" Dia menunjuk ke arah ku
"Eng.. Engga ada kak" Aku menjawab dengan gugup, karena ya dari awal dia bicara aku tak memperhatikan apa yang dia bicarakan, aku terlalu sibuk mengingat apa benar aku pernah mengenalnya.
Acara promosi pun selesai, aku agak kesal juga sih, karena promosi universitas menunda waktu pulang ku. Padahal perut sudah gak bisa diajak kompromi. Akupun bergegas mengenakan jaket dan tas ku. Saat aku berjalan menuju pintu keluar, ada yang menarik tas ku

"Mulai deh jail, lepasin gak tas...." saat aku membalikkan badan, ternyata dia cowok dari fakultas hukum itu.
Dia tersenyum lagi pada ku
"Eh maaf kak, ada apa ya?"
"Gak ada apa-apa, boleh minta nomor hp, atau pin bb kamu?"
Aku agak bingung juga sih sama ini orang, ngajak kenalan aja engga, main langsung minta nomor hp dan pin bb aja.
"Buat apa kak?"
"Ya gapapa siapa tau kamu minat masuk fakultas hukum. Oya nama ku Firman, salam kenal ya."
"Gak minat sih kak. Oh ya, Nama ku...." Belum selesai aku menyebutkan nama. Dia langsung memotong omongan ku
"Nama kamu Mitha kan?"
"Loh, kenapa tau?"
"Itu di seragam kamu."
Dikira aku ini terkenal sampai universitasnya dia, makanya dia tau nama ku, eh ternyata, hem.
"Oya mana nomor kamu atau pin bb kamu"
Karena ingin cepat-cepat pulang, dan karena penasaran juga sama cowok ini, akhirnya aku memberikan pin bb ku.
"Makasih ya dek Mitha"
"Eh iya sama-sama kak Firman, aku pulang duluan ya kak."
"Oh yauda hati hati ya."
Aku berlalu dan tak menghiraukannya.
Sampai di rumah, ternyata dia benar benar invite bbm ku. Dari situ, dia sering banget ngehubungin aku, untuk sekedar nanya lagi apa, sudah makan belum. Awalnya sih biasa aja, tapi karena dia yang perhatiannya pake banget, lama-lama jadi ngerasa nyaman. Suatu hari, bbm dia off, dia gak ngabarin aku hampir 1bulan. Nyeselnya aku gak kasih nomor hp ku juga waktu itu, ngerasa kehilangan banget karena gak ada yang ganggu dari pagi sampai ketemu pagi lagi.
Hari itu hari Jumat, aku pulang sekolah lebih awal. Saat sampai di rumah semuanya biasa-biasa aja, normal, gak ada yang aneh. Lalu aku melihat ada helm yang kayaknya aku pernah liat.
"Mah itu helm siapa?"
"Itu helm, anak kakaknya mama"
"Loh terus orangnya kemana sekarang"
"Lagi shalat jumat dulu di masjid."
"Oh yauda mah, salam ajaa ya. Aku pamit mau kerja kelompok."
"Oh yauda iya. Hati-hati ya, jangan lupa makan."
"Oke, Assalamualaikum"
Aku sampai di cafe tempat biasa aku ngumpul sama temen-temen kalau ngerjain tugas ataupun cuma sekedar nongkrong doang. Lumayan lah wifi gratis.
Di layar hp ku terlihat ada bbm masuk. Feeling ku itu kak Firman, ternyata benar. Dia mengajak ku untuk bertemu, akhirnya aku meminta kak Firman untuk menyusul ku ke cafe.
"Eh kenalin nih, ini kak Firman, yang waktu itu promosiin fakultas hukum, inget gak?"
"Oh iya inget, hallo kak, aku azizah."
"Yeeh ganjen banget kamu zah, hallo kak aku Punky."
"Yah sama aja kali kalian." Aku melirik ke arah Azizah dan Punky, dan memberikan kode agar mereka tidak lagi menggoda kak Firman.
Semenjak dari cafe itu, aku dan Kak Firman semakin sering bertemu. Perasaan mulai tumbuh dalam hati ku. Kak Firman sering bertanya tentang keluarga ku, dan sepertinya agak mencurigakan, dia seperti ingin memastikan sesuatu dari diri ku dan keluarga ku. Dia meminta ku untuk membawanya ke rumah ku. Dan akupun menuruti kemauannya. Dan anehnya dia hafal sekali jalan menuju rumah ku. Tanpa sadar aku melihat stiker di helm kak Firman, sama seperti stiker di helm siapa ya aku lupa.
"Assalamualaikum mah"
"Walaikumsalam, eh kok bisa bareng sama Firman?"
"Loh mama kenal?"
"Ya kenal lah ini kan anaknya kakak mama, yang waktu itu main ke rumah, cuma kamunya malah kerja kelompok.
"Maksud mama? Kak Firman ini saudara aku?"
"Ya iya, emang kenapa? Masa kamu lupa sih? Dulu kan waktu kamu kecil, sering banget main sama Firman"
Aku pun berlari menuju kamar ku, aku menangis sejadi-jadinya, kenapa kak Firman gak pernah bilang kalau dia ini saudara ku, pantas saja dia banyak tau tentang keluarga ku, dan seperti ingin memastikan bahwa aku ini benar orang yang dia maksud. Ternyata dia mencari tau, aku ini Mitha saudaranya yang sejak kecil selalu bermain bersamanya.
Setelah yakin kalau mata ku ini tidak terlihat habis menangis akupun keluar kamar.
Kak Firman menjelaskan semua apa yang telah terjadi. Dia meminta maaf pada ku. Karena telah membuat aku kecewa. Semenjak kejadian itu, aku memilih untuk menghindar dari Kak Firman.
Sampai pada tanggal 20 Juni 2014, tepatnya 5 bulan setelah kejadian itu, kak Firman mengabari ku, bahwa pada tanggal 27 Juni 2014 , dia akan melangsungkan pernikah. Dan inilah akhirnya, aku harus merelakan orang yang aku cintai yang ternyata saudara ku sendiri, untuk menikah dengan perempuan lain.

By Melati Anjar P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar